TRAYEK pH
A.
PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
Hari :
Senin
Tanggal :
28 Maret 2011
Tempat :
Laboratorium Kimia/Biologi
B. TUJUAN
untuk memperkirakan pH suatu larutan
sampel.
C.
LANDASAN
TEORI
LARUTAN ASAM DAN BASA
Asam dan basa merupakan zat
kimia yang banyak terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Sari jeruk dan vitamin
C sangat dibutuhkan oleh sel-sel dalam
tubuh kita. Dalam sari jeruk terdapat asam sitrat dan vitamin C tidak lain asam
askorbat. Di lambung kita terdapat getah untuk pencernaan. Getah pencernaan
mengandung asam klorida. Asam asetat, yaitu cuka yang banyak digunakan untuk
memasak,asam karbonat yang dapat memberikan rasa segar dalam minuman, dan asam
sulfat yang banyak digunakan dalam aki merupakan contoh-contoh asam yang ada disekitar
kita.
Contoh-contoh
basa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari adalah Amonia digunakan sebagai pelarut desinfektan berbau merangsang
yang kuat. Soda api atau natrium hidroksida yang banyak dijual dipasar atau
took besi yang digunakan untuk membersihkan saluran air bak cuci. Aluminium
hidroksida (AlOH3) dan magnesium hidroksida (Mg(OH)2) digunakan untuk membuat
obat nyeri lambung.
Asam dan basa
memiliki sifat-sifat yang membantu kita untuk membedakannya. Asam basa telah
diperkenalkan oleh ahli kimia berabad-abad yang lalu. Asam adalah suatu zat yang larutannya berasa
asam,memerahkan lakmus biru, dan menetralkan basa. Sedangkan basa adalah suatu
zat yang larutannya berasa pahit dan terasa licin,membirukan kertas lakmus
merah dan menetralkan asam.
Menentukan apakah suatu larutan bersifat asam dan basa dengan cara
mencicipi larutan itu merupakan kegiatan yang membahayakan kesehatan kita.
Untuk maksud tersebut akan lebih baik kita gunakan lakmus. Lakmus adalah salah
satu indicator asam basa,yakni senyawa yang berwarna merah dalam larutan asam
dan berwarna biru dalam larutan basa.
Mengidentifikasikan Larutan Asam atau Basa
Suatu
larutan asam atau basa secara sederhana dapat di identifikasi atau diketahui
dengan menggunakan kertas lakmus atau indicator lainnya. Adapun perubahan warna
kertas lakmus dalam larutan asam atau basa atau netral adalah sebagai berikut :
NO
|
Larutan
|
Kerta Lakmus
|
pH
|
Contoh
|
|
Merah
|
Biru
|
||||
1.
|
Asam
|
Merah
|
Merah
|
<7
|
HCl, H2SO4
|
2.
|
Basa
|
Biru
|
Biru
|
>7
|
KOH, NaOH
|
3.
|
Netral
|
Merah
|
Biru
|
=7
|
H2O
|
Tabel di atas hanya untuk sekedar mengetahui larutan asam atau basa
atau netral. Jika di khususkan lagi maka penggunaan larutan indicator asam basa
dapat di gunakan untuk memprediksikan harga pH larutan.
Indikator
|
Trayek Perubahan Warna
|
Perubahan Warna
|
Metil Jingga
|
2,9 – 4,0
|
Merah – Kuning
|
Metil Merah
|
4,2 – 6,3
|
Merah – Kuning
|
Bromtimol Biru
|
6,0 – 7,6
|
Kuning – Biru
|
Penolftalein (PP)
|
8,3 – 10,0
|
Tidak Berwarna – Merah
|
Trayek
Perubahan Warna Beberapa Indikator.
AsTabel di atas dapat di gunakan untuk
memprediksikan rentang pH dari suatu Larutan.
Asam Basa menurut Arrhenius
Pada tahun
1887 Svante Arrhenius menyatakan bahwa molekul-molekul elektrolit selalu menghasilkan ion-ion
negative dan positif bila dilarutkan dalam air. Mendekati tahun 1900 ia
memberikan teori asam dan basa yang terkenal, yaitu sebagai berikut.
Asam merupakan
suatu senyawa yang dapat memberikan ion hydrogen bila di larutkan dalam air.
Basa merupakan suatu senyawa yang dapat memberikan ion hidroksida bila di
larutkan dalam air.
a.
Asam
Contoh
:
1.
Asam Klorida dalam air
HCl(aq) H+(aq)
+ Cl-
2.
Asam Nitrat dalam air
HNO3 (aq) H+(aq)
+ NO3-
(aq)
Setiap molekul asam HCl dan HNO3 hanya dapat
memberikan 1 ion H+. Asam-asam semacam ini di sebut asam monoprotik.
3.
Asam Sulfat dalam air
4.
Asam Fosfat dalam air
b.
Basa
Dalam pelarut air, basa dapat memberikan ion
hidroksida. Pada kimia modern, basa dapat memberikan ion hidroksida dengan dua
cara. Pertama, senyawa basa dalam pelarut air memberikan ion hidroksida secara
langsung.
Misalnya : NaOH dalam air.
NaOH(aq) Na+(aq)
+ OH-(aq)
Kedua, senyawa basa yang akan bereaksi dengan air dan
setelah itu menghasilakn ion OH-.
Misalnya : Gas NH3 yang di larutkan dalam air.
NH3(g) + H2O(l) NH4+(aq)
+ OH-(aq)
c.
Senyawa Amfoter
Beberapa zat dapat berlaku sebagai basa dalam
lingkungan asam kuat dan berlaku sebagai asam dalam lingkungan basa kuat.
Contoh :
Al(OH)3(s) + OH-(aq) Al(OH)4-(aq)
Basa
Kuat
Al(OH)3(s) + 3 H+(aq) Al3+(aq) + 3 H2O(l)
Asam
Kuat
D.
ALAT dan
BAHAN
- Alat
1. Plat tetes
2. Pipet tetes
- Bahan
1. Metil Merah
2. Bromtimol Biru
3. Fenolftalein
E.
CARA KERJA
1.
Memasukkan 3
s/d 4 tetes larutan sampel/ larutan yang di uji ke dalam 1 bagian plat
tetes. Hal yang sama di lakukan untuk 2 bagian plat tetes lainnya.
2.
Bagian pertama ditambahkan dengan larutan
indicator Metil Merah (MM) dan catat warna yang terbentuk.
3.
Bagian kedua ditambahkan dengan Bromtimol Biru
(BB) dan catat warna yang terbentuk.
4.
Bagian ketiga ditambahkan Penolftalein (PP) dan
catat perubahan waran yang terjadi.
F.
HASIL
PENGAMATAN
NO
|
Larutan
|
Warna Mula-Mula
|
Warna sampel setelah di
tambahkan
|
Perkiraan pH
|
||
MM
|
BB
|
PP
|
||||
1.
|
A
|
Tidak Berwarna
|
Hijau Lumut
|
Biru
|
Merah
|
7,6 - 10,0
|
2.
|
B
|
Tidak Berwarna
|
Merah Muda
|
Kuning
|
Tidak berwarna
|
6,0 - 8,3
|
G. ANALISA DATA dan PERHITUNGAN
1.
ANALISA DATA
Pada percobaan
pertama, kami tetesi larutan A yang tidak berwarna ke 3 lubang plat tetes, kemudian di lubang
pertama ditetesi 2-3 tetes metil merah sehingga terbentuk warna hijau lumut,
kemudian pada lubang kedua ditetesi 2-3 tetes bromtimol biru sehingga terbentuk
warna biru, dan pada lubang terakhir di tetesi 2-3 tetes Fenolftalein sehingga
terbentuk warna merah.
Pada percobaan kedua, kami tetesi larutan B yang tidak berwarna ke 3
lubang plat tetes, kemudian di lubang pertama ditetesi 2-3 tetes Metil Merah
sehingga terbentuk warna merah muda, kemudian pada lubang kedua ditetesi 2-3
tetes bromtimol biru sehingga terbentuk warna kuning, dan pada lubang terakhir
ditetesi 2-3 tetes fenolftalein sehingga tidak berwarna.
2.
PERHITUNGAN
-
Larutan A : 7,6 < pH < 10,0
Jadi pH = 7,6 – 10,0
-
Larutan B : 6,0 < pH < 8,3
Jadi pH = 6,0 – 8,3
H. PEMBAHASAN
Pada percobaan pertama, kami tetesi
larutan A yang tidak
berwarna ke 3 lubang plat tetes,
kemudian di lubang pertama ditetesi 2-3 tetes metil merah sehingga terbentuk
warna hijau lumut, kemudian pada lubang kedua ditetesi 2-3 tetes bromtimol biru
sehingga terbentuk warna biru, dan pada lubang terakhir di tetesi 2-3 tetes
Fenolftalein sehingga terbentuk warna merah. Ternyata pHnya berkisar dari 7,6 –
10,0.
Pada percobaan
kedua, kami tetesi larutan B yang tidak berwarna ke 3 lubang plat tetes,
kemudian di lubang pertama ditetesi 2-3 tetes Metil Merah sehingga terbentuk
warna merah muda, kemudian pada lubang kedua ditetesi 2-3 tetes bromtimol biru
sehingga terbentuk warna kuning, dan pada lubang terakhir ditetesi 2-3 tetes
fenolftalein sehingga tidak berwarna. Ternyata pHnya berkisar dari 6,0 – 8,3.
I.
SIMPULAN
Dari percobaan di atas kami dapat
menyimpulkan bahwa pH dari larutan A
berkisar dari 7,6 – 10,0, dan pH dari larutan B berkisar dari 6,0 – 8,3.
DAFTAR PUSTAKA
Ebbing, Darrel D. 1990. General Chemistry 3rd
Edition.Boston: Hougton Miffilin Company
Kitti, Sura. Kimia SMU edisi khusus 2003. Klaten: Intan
Pariwara
Pietersz, A.T.DKK. ilmu Kimia 3 untuk SMA. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Balai
Pustaka,
1991.
Where to Bet on Sports To Bet On Sports In Illinois
BalasHapusThe best septcasino sports bet types and bonuses available in Illinois. The 토토사이트 most common sports betting options kadangpintar available. Bet $20, worrione Win $150, Win 출장마사지 $100 or