Halaman

Selasa, 15 Mei 2012

laporan kimia (trayek pH)

TRAYEK pH

A.     PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Hari                        : Senin
Tanggal                   : 28 Maret 2011
Tempat                   : Laboratorium Kimia/Biologi

B.      TUJUAN             
untuk memperkirakan pH suatu larutan sampel.

C.      LANDASAN TEORI
LARUTAN ASAM DAN BASA
Asam dan basa merupakan  zat kimia yang banyak terdapat dalam kehidupan sehari-hari. Sari jeruk dan vitamin C sangat dibutuhkan  oleh sel-sel dalam tubuh kita. Dalam sari jeruk terdapat asam sitrat dan vitamin C tidak lain asam askorbat. Di lambung kita terdapat getah untuk pencernaan. Getah pencernaan mengandung asam klorida. Asam asetat, yaitu cuka yang banyak digunakan untuk memasak,asam karbonat yang dapat memberikan rasa segar dalam minuman, dan asam sulfat yang banyak digunakan dalam aki merupakan contoh-contoh asam yang ada disekitar kita.
Contoh-contoh basa yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari adalah Amonia digunakan  sebagai pelarut desinfektan berbau merangsang yang kuat. Soda api atau natrium hidroksida yang banyak dijual dipasar atau took besi yang digunakan untuk membersihkan saluran air bak cuci. Aluminium hidroksida (AlOH3) dan magnesium hidroksida (Mg(OH)2) digunakan untuk membuat obat nyeri lambung. 
Asam dan basa memiliki sifat-sifat yang membantu kita untuk membedakannya. Asam basa telah diperkenalkan oleh ahli kimia berabad-abad yang lalu.  Asam adalah suatu zat yang larutannya berasa asam,memerahkan lakmus biru, dan menetralkan basa. Sedangkan basa adalah suatu zat yang larutannya berasa pahit dan terasa licin,membirukan kertas lakmus merah dan menetralkan asam.
Menentukan apakah suatu larutan bersifat asam dan basa dengan cara mencicipi larutan itu merupakan kegiatan yang membahayakan kesehatan kita. Untuk maksud tersebut akan lebih baik kita gunakan lakmus. Lakmus adalah salah satu indicator asam basa,yakni senyawa yang berwarna merah dalam larutan asam dan berwarna biru dalam larutan basa.
                Mengidentifikasikan Larutan Asam atau Basa
                Suatu larutan asam atau basa secara sederhana dapat di identifikasi atau diketahui dengan menggunakan kertas lakmus atau indicator lainnya. Adapun perubahan warna kertas lakmus dalam larutan asam atau basa atau netral adalah sebagai berikut :
               
NO
Larutan
Kerta Lakmus
pH
Contoh
Merah
Biru
1.
Asam
Merah
Merah
<7
HCl, H2SO4
2.
Basa
Biru
Biru
>7
KOH, NaOH
3.
Netral
Merah
Biru
=7
H2O
Tabel di atas hanya untuk sekedar mengetahui larutan asam atau basa atau netral. Jika di khususkan lagi maka penggunaan larutan indicator asam basa dapat di gunakan untuk memprediksikan harga pH larutan.
Indikator
Trayek Perubahan Warna
Perubahan Warna
Metil Jingga
2,9 – 4,0
Merah – Kuning
Metil Merah
4,2 – 6,3
Merah – Kuning
Bromtimol Biru
6,0 – 7,6
Kuning – Biru
Penolftalein (PP)
8,3 – 10,0
Tidak Berwarna – Merah
                Trayek Perubahan Warna Beberapa Indikator.
               

AsTabel di atas dapat di gunakan untuk memprediksikan rentang pH dari suatu Larutan.
Asam Basa menurut Arrhenius
Pada tahun 1887 Svante Arrhenius menyatakan bahwa molekul-molekul  elektrolit selalu menghasilkan ion-ion negative dan positif bila dilarutkan dalam air. Mendekati tahun 1900 ia memberikan teori asam dan basa yang terkenal, yaitu sebagai berikut.
Asam merupakan suatu senyawa yang dapat memberikan ion hydrogen bila di larutkan dalam air. Basa merupakan suatu senyawa yang dapat memberikan ion hidroksida bila di larutkan dalam air.
a.       Asam
Contoh :
1.       Asam Klorida dalam air
HCl(aq)            H+(aq) + Cl-
2.       Asam Nitrat dalam air
HNO3 (aq)               H+(aq) + NO3- (aq)
Setiap molekul asam HCl dan HNO3 hanya dapat memberikan 1 ion H+. Asam-asam semacam ini di sebut asam monoprotik.
3.       Asam Sulfat dalam air
4.       Asam Fosfat dalam air
b.      Basa
Dalam pelarut air, basa dapat memberikan ion hidroksida. Pada kimia modern, basa dapat memberikan ion hidroksida dengan dua cara. Pertama, senyawa basa dalam pelarut air memberikan ion hidroksida secara langsung.
Misalnya : NaOH dalam air.
NaOH(aq)              Na+(aq) + OH-(aq)
Kedua, senyawa basa yang akan bereaksi dengan air dan setelah itu menghasilakn ion OH-.
Misalnya : Gas NH3 yang di larutkan dalam air.
NH3(g) + H2O(l)                 NH4+(aq) + OH-(aq)
c.       Senyawa Amfoter
Beberapa zat dapat berlaku sebagai basa dalam lingkungan asam kuat dan berlaku sebagai asam dalam lingkungan basa kuat.
Contoh :
Al(OH)3(s) + OH-(aq)                Al(OH)4-(aq)
                        Basa Kuat
Al(OH)3(s) + 3 H+(aq)               Al3+(aq) + 3 H2O(l)   
                        Asam Kuat

D.     ALAT dan BAHAN
- Alat
1. Plat tetes
2. Pipet tetes

 - Bahan
1. Metil Merah
2. Bromtimol Biru
3. Fenolftalein

E.      CARA KERJA
1.       Memasukkan 3  s/d 4 tetes larutan sampel/ larutan yang di uji ke dalam 1 bagian plat tetes. Hal yang sama di lakukan untuk 2 bagian plat tetes lainnya.
2.       Bagian pertama ditambahkan dengan larutan indicator Metil Merah (MM) dan catat warna yang terbentuk.
3.       Bagian kedua ditambahkan dengan Bromtimol Biru (BB) dan catat warna yang terbentuk.
4.       Bagian ketiga ditambahkan Penolftalein (PP) dan catat perubahan waran yang terjadi.

F.       HASIL PENGAMATAN
NO
Larutan
Warna Mula-Mula
Warna sampel setelah di tambahkan
Perkiraan pH
MM
BB
PP
1.
A
Tidak Berwarna
Hijau Lumut
Biru
Merah
7,6 - 10,0
2.
B
Tidak Berwarna
Merah Muda
Kuning
Tidak berwarna
6,0 - 8,3


G.     ANALISA DATA dan PERHITUNGAN
1.       ANALISA DATA
Pada percobaan pertama, kami  tetesi  larutan A yang  tidak berwarna  ke 3 lubang plat tetes, kemudian di lubang pertama ditetesi 2-3 tetes metil merah sehingga terbentuk warna hijau lumut, kemudian pada lubang kedua ditetesi 2-3 tetes bromtimol biru sehingga terbentuk warna biru, dan pada lubang terakhir di tetesi 2-3 tetes Fenolftalein sehingga terbentuk warna merah.
Pada percobaan kedua, kami tetesi larutan B yang tidak berwarna ke 3 lubang plat tetes, kemudian di lubang pertama ditetesi 2-3 tetes Metil Merah sehingga terbentuk warna merah muda, kemudian pada lubang kedua ditetesi 2-3 tetes bromtimol biru sehingga terbentuk warna kuning, dan pada lubang terakhir ditetesi 2-3 tetes fenolftalein sehingga tidak berwarna.

2.       PERHITUNGAN
-          Larutan A : 7,6 < pH <  10,0
Jadi pH = 7,6 – 10,0
-          Larutan B : 6,0 < pH < 8,3
Jadi pH = 6,0 – 8,3

H.     PEMBAHASAN
Pada percobaan pertama, kami  tetesi  larutan A yang  tidak berwarna  ke 3 lubang plat tetes, kemudian di lubang pertama ditetesi 2-3 tetes metil merah sehingga terbentuk warna hijau lumut, kemudian pada lubang kedua ditetesi 2-3 tetes bromtimol biru sehingga terbentuk warna biru, dan pada lubang terakhir di tetesi 2-3 tetes Fenolftalein sehingga terbentuk warna merah. Ternyata pHnya berkisar dari 7,6 – 10,0.
Pada percobaan kedua, kami tetesi larutan B yang tidak berwarna ke 3 lubang plat tetes, kemudian di lubang pertama ditetesi 2-3 tetes Metil Merah sehingga terbentuk warna merah muda, kemudian pada lubang kedua ditetesi 2-3 tetes bromtimol biru sehingga terbentuk warna kuning, dan pada lubang terakhir ditetesi 2-3 tetes fenolftalein sehingga tidak berwarna. Ternyata pHnya berkisar dari 6,0 – 8,3.

I.        SIMPULAN
Dari percobaan di atas kami dapat menyimpulkan bahwa  pH dari larutan A berkisar dari 7,6 – 10,0, dan pH dari larutan B berkisar dari 6,0 – 8,3.

DAFTAR PUSTAKA
Ebbing, Darrel D. 1990. General Chemistry 3rd Edition.Boston: Hougton Miffilin Company
Kitti, Sura. Kimia SMU edisi khusus 2003. Klaten: Intan Pariwara
Pietersz, A.T.DKK. ilmu Kimia 3 untuk SMA. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai 
 Pustaka, 1991.

1 komentar:

  1. Where to Bet on Sports To Bet On Sports In Illinois
    The best septcasino sports bet types and bonuses available in Illinois. The 토토사이트 most common sports betting options kadangpintar available. Bet $20, worrione Win $150, Win 출장마사지 $100 or

    BalasHapus